“Kata teman-teman SMA saya, orang yang tidak bisa naik sepeda itu lebih berat bila diboncengkan”, demikian disampaikan Dahlan Iskan ketika menceritakan masa-masa SMA-nya.
“Ayah saya seorang petani yang mengerjakan sawah orang lain dan sering jadi tukang kayu”, lanjutnya , “Saya nggak boleh belajar sepeda. Soalnya kalau meminjam sepeda teman, kalau rusak nggak mampu memperbaiki”
Sampai pada akhirnya diceritakan oleh beliau bahwa cita-citanya yang paling besar adalah memiliki sepeda. Beliau menceritakan bahwa setiap harinya harus berjalan kaki sejauh 12 kilometer untuk sampai di sekolahnya.
Bahkan hingga lulus SMA, beliau tetap belum memiliki sepeda.
Bahkan hingga lulus SMA, beliau tetap belum memiliki sepeda.
“Menikmati saat ini itu menyenangkan”, paparnya
“Jangan berpikir ingin cepat besar. Nikmati proses yang sekarang ini, sekecil apapun itu dan tekuni. Itulah yang akan membawa keberhasilan kita”
Ya. Barangkali memang benar bahwa pikiran besar tanpa dimulai dari langkah pertama itu sama saja dengan bermimpi. Pikiran besar tanpa dimulai menekuni hal-hal kecil kita itu pun sama dengan melamun.
Entahlah. Yang jelas saya dapat satu poin hari Ahad ini tentang bagaimana campur tangan-Nya dalam setiap nikmat terasa. Salah satu cara mensyukuri itu adalah menikmati.
0 komentar:
Post a Comment